Home Dalam Negeri Kritik Harga BBM Naik, PDIP Minta Demokrat Kembali Belajar Matematika

Kritik Harga BBM Naik, PDIP Minta Demokrat Kembali Belajar Matematika

187
0
Kritik Harga BBM Naik, PDIP Minta Demokrat Kembali Belajar Matematika
Kritik Harga BBM Naik, PDIP Minta Demokrat Kembali Belajar Matematika

SMARTLAPAK.COM – Kritik Harga BBM Naik, PDIP Minta Demokrat Kembali Belajar Matematika Adian Napitupulu selaku anggota DPR dari Fraksi PDIP Perjuangan meminta kepada kader partai Demokrat yang melakukan kritikan tajam atas kenaikan Harga BBM oleh pemerintah untuk kembali belajar matematika dan mempelajari sejarah lebih lanjut di era sebelumnya agar bisa lebih pintar dalam menghadapi situasi dan kondisi negara seperti saat ini.

Kritik harga BBM naik PDIP minta Demokrat kembali belajar matematika dan hal tersebut diungkapkan oleh kadar Adian Napitupulu yang juga anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Perjuangan Belum lama ini di depan awak media. Ia meminta supaya Partai Demokrat bisa menghitung dengan jeli dan membuka sejarah ah yang telah mereka lakukan tempo dulu terkait kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

Kritik Harga BBM Naik, PDIP Minta Demokrat Kembali Belajar Matematika

Menurut adian Napitupulu jika kalor Partai Demokrat wajib belajar kembali matematika dan belajar sejarah supaya bisa membuat perbandingan yang logis dengan adanya kenaikan BBM di masa SBY dan Jokowi.

“Saya hanya memberikan saran supaya kada Demokrat untuk kembali belajar matematika dan sejarah sehingga mereka bisa membandingkan secara logis terkait kenaikan BBM Apakah itu logis tidak anti Logika dan ahistoris,” kata Adian

Dirinya menjelaskan jika kenaikan harga BBM pada zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih banyak dibandingkan kenaikan harga BBM di masa Presiden Jokowi sebut saja untuk kenaikan harga BBM jenis premium di era SBY Rp4.690 dan selanjutnya di era Jokowi harga premium dan pertalite yaitu hanya Rp3.500.

Selanjutnya Ia pun menyampaikan apabila terdapat selisih kemampuan upah membeli BBM yang terjadi di zaman SBY dan zaman Jokowi yaitu 126 l dan menurut Adian untuk upah kerja setiap bulan di era Jokowi mempunyai nilai 464 LITER BBM.

Pada zaman SBY untuk upah minimum contoh di DKI Jakarta yaitu 2,2 juta di tahun 2013 dengan BBM harga Rp6.500 per liter maka untuk masalah upah 1 bulan yaitu jika dihitung hanya sekitar 338 liter per bulan.

Sedangkan di zaman Jokowi untuk hari ini BBM harga Rp10.000 akan tetapi upah minimum mencapai Rp4.641.000 per bulan dan pastinya lebih bagus di zaman Jokowi.

Selanjutnya Adian mengatakan pembangunan jalan tol sebagai salah satu infrastruktur penting pada aktivitas ekonomi di era SBY hanya bisa membangun 193 km dan berbeda dengan zaman Jokowi dikarenakan jalan tol yang berhasil dibangun oleh Jokowi sampai 1900 km.

Sehingga apabila mau diperbandingkan dan mau dihitung Lebih Detail dari jalan tol saja maka lebih unggul Jokowi dibandingkan zaman SBY dan oleh karena itu ia meminta kader Demokrat untuk pintar menghitung matematika.

Seperti diketahui sebelumnya beberapa kader dari partai demokrat bersuara menolak kenaikan BBM di antaranya wasekjen DPP Partai Demokrat Irwan dan Andi Arif selaku ketua Badan pemenangan Pemilu Partai Demokrat.

Kepada awak media Irwan mengatakan apabila Jokowi sudah mengabaikan suara rakyat dengan menaikkan harga BBM pada tanggal 3 September yang lalu terutama BBM bersubsidi jenis solar dan pertalite dan ia memandang apabila kebijakan tersebut sudah memperlihatkan ketidakpedulian pemerintah pada penderitaan masyarakat yang saat ini dialami.

Di tempat lain Andi Arif menilai Apabila Presiden Jokowi menaikkan harga BBM bersubsidi sudah sangat melewati batas dan mereka bertolak belakang dengan tujuan untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia dan oleh karena itu Partai Demokrat menolak kenaikan harga BBM.

Previous articleHubungan Andika-Dudung Tidak Harmonis Jokowi Diminta Turun Tangan
Next articlePresiden Jokowi Diminta Ajukan Nama Pengganti Lili Pintauli

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here