SMARTLAPAK.COM – Ahmad Sahroni Membela BNPT Usai Dikritik MUI Soal Ciri Ustadz Radikal Ahmad Sahroni selaku wakil ketua komisi III dPR RI yang berasal dari Fraksi Nasdem langsung mengatakan apabila dirinya sangat mendukung kepada BNPT yang belum lama ini menerbitkan ciri penceramah Ustad radikal dikarenakan menurutnya, apa yang diungkapkan oleh Badan Nasional penanggulangan terorisme sudah sesuai fakta dan sangat tepat.
Ahmad Sahroni merupakan politisi dari Fraksi Partai Nasdem dan ia menjabat sebagai wakil ketua Komisi 3 DPR RI yang sangat lantang bersuara mendukung BNPT di saat mereka menerbitkan ciri-ciri penceramah Ustadz radikal ya ternyata dikritik oleh pihak Majelis Ulama Indonesia.
Menurut Ahmad Sahroni ia malah merasa heran dengan blunder yang dilakukan oleh MUI yang malah mengkritik bNPT, padahal apa yang diungkapkan terkait ciri penceramah radikal menurut nya sudah sangat tepat.
Sahroni Membela BNPT Usai Dikritik MUI Soal Ciri Ustadz Radikal
Menurut saya BNPT sudah sangat tepat. Terkait kriteria yang mereka keluarkan adalah bentuk preventif pencegahan terorisme yang memang telah menjadi pekerjaan mereka dan apabila MUI malah melihat hal tersebut merupakan blunder yesaya mempersilahkan saja akan tetapi dilihat dari mananya?,” tegas Sahroni.
Sahroni menilai apabila aksi para penceramah radikal di zaman sekarang ini memang semakin mengkhawatirkan apalagi menjelang pilpres dan pemilu dimana menurut dirinya pemerintah meminta kepada masyarakat untuk bisa berhati-hati dengan beberapa penceramah yang isinya radikalisme dan hal ini merupakan sesuatu yang sangat wajar.
Menurut Syahroni apabila pemerintah dan pihak BNPT meminta kepada masyarakat untuk berhati-hati pada penceramah yang isinya radikal sudah sangat wajar dikarenakan hal tersebut menjadi pembelajaran bagi masyarakat mengenal ulama yang tidak sesuai.
Ahmad Sahroni menambahkan apabila aksi penceramah radikal iya sekarang ini sangat mengkhawatirkan dapat dilihat oleh siapapun melalui penangkapan terduga penganut paham radikal dan juga Islam ekstrimis yang saat ini semakin mengkhawatirkan dikarenakan semakin meningkat dan hal ini menurutnya sangat berbahaya dan bisa mengancam demokrasi di tanah air.
Selanjutnya menurut Syahroni, ia meminta kepada seluruh lapisan masyarakat agar tidak terpancing dan saling memahami terkait duduk permasalahan dalam merespon pernyataan MUI yang mengatakan jika langkah BNPT hanyalah blunder padahal menurutnya prinsip dasar negara Indonesia adalah Pancasila.
Sehingga perilaku yang membahayakan terhadap Pancasila terutama persatuan dan kesatuan misalnya saja kelompok yang anti Pancasila, anti budaya, sampai anti negara maka mereka tidak bisa didiamkan begitu saja.
Diketahui sebelumnya amirsyah Tambunan selaku Sekjen MUI membantah 5 kriteria atau ciri Ustadz radikal yang resmi dikeluarkan oleh pihak BNPT dimana menurut amirsyah penceramah radikal merupakan orang yang mengajarkan ajaran anti Pancasila dan Pro ideologi Khilafah transnasional dan menurutnya untuk kriteria pertama menjadi blandar dikarenakan tidak paham dengan ajaran Islam seperti sila pa.
Selanjutnya menurut amirsyah ia menyinggung Ijtima ulama komisi fatwa di tahun 2021 yang memberikan rekomendasi pada masyarakat dan juga pemerintah supaya lebih memahami arti jihad dan Khilafah yang tidak dipandang negatif.
Amirsyah malah membandingkan banyaknya Ajaran yang bertentangan dengan Pancasila diantaranya komunisme yang menurutnya tidak pernah dijelaskan oleh negara secara jujur dan juga paham kapitalisme sampai liberalisme yang malah membuat ekonomi rakyat terpuruk seperti saat ini.
Di lain tempat brigjen Ahmad Nurwakhid selaku direktur pencegahan BNPT mengatakan untuk penerbitan ciri-ciri penceramah radikal mempunyai tujuan supaya bisa mencegah kepada masyarakat untuk berbuat yang tidak sesuai dengan aturan negara dan ia berharap agar masyarakat lebih waspada ketika mendengarkan ceramah.