SMARTLAPAK.COM – Mengenal Siswi SMP Aeshnina Azzahra Aqilani Berjuluk Polisi Sampah Salah seorang pelajar SMP dari Gresik Jawa Timur bernama Aeshnina Azzahra Aqilani saat ini menjadi perbincangan netizen dan juga masyarakat yang ada di Gresik dikarenakan siswi usia 14 tahun yang masih berprofesi sebagai pelajar SMP mendapatkan sebuah gerak penghargaan yaitu polisi sampah dikarenakan dirinya suka sekali bersihkan area sampah sampai terlihat bersih, malahan gadis berusia 14 tahun ini namanya viral setelah diliput oleh media Jerman.
Aeshnina Azzahra Aqilani dijuluki polisi sampah dikarenakan dirinya melakukan sebuah pekerjaan yang jarang sekali dilakukan oleh Kebanyakan orang yaitu memungut sampah dan selanjutnya menjadikan sampah tersebut menjadi barang berharga. Sehingga tidak salah apabila media Jerman menuliskan sebuah artikel berjudul Was Greta kann, kann ich auch! Yang langsung mendarat viral sampai hari ini.
Siswi SMP Aeshnina Azzahra Aqilani Berjuluk Polisi Sampah
Siswi SMP yang biasa disapa Nina ternyata mempunyai prestasi dalam masalah sampah salah satunya dirinya sempat berpidato di Plastic Health Summit 2021 yang berlangsung di Amsterdam Belanda pada 12 Oktober 2021 dimana acara tersebut merupakan forum yang menghadirkan para pegiat lingkungan dan juga akademisi dari berbagai wilayah di dunia.
Nina walaupun dirinya masih berstatus pelajar SMP akan tetapi mempunyai segudang prestasi terkait pengelolaan sampah malahan di saat forum tersebut, ia menjadi sosok yang sangat menonjol jika dibandingkan narasumber yang lain yang sudah bertitel Profesor sampai dokter bukan hanya itu saja, Die Zeit sangat Terpukau dengan pidato Nina yang bisa menggetarkan seluruh dunia tentang bagaimana pengelolaan sampah yang baik.
Ketika dihubungi media Kompas, nina menceritakan awal mula dirinya sangat tertarik terhadap isu lingkungan sehingga ia pun memberikan dorongan dan meminta keadilan terkait masalah lingkungan tersebut di mana menurutnya kampanye sampah impor dirinya tidak terima apabila tempat tinggalnya dijadikan tempat sampah apalagi bagi negara maju yang mempunyai fasilitas yang lebih layak daripada Indonesia.
Selanjutnya menurut Nina apabila pabrik kertas di Indonesia mengimpor sampah kertas dari negara maju yang selanjutnya didaur ulang menjadi kertas yang baru akan tetapi menurutnya, nya yaitu usai pabrik kertas mengambil sampah kertasnya maka sampah kertasnya dibuang ke desa-desa yang memang dekat dengan pabrik kertas.
Desa Bangun merupakan desa yang terbesar yang harus menerima sampah dari pabrik dikarenakan banyak dari penduduk desa adalah petani sambil mereka menunggu panen mereka bekerja untuk memilah sampah plastik import yang memang laku didaur ulang dan yang tidak laku.
Menurut gadis kelahiran Sidoarjo 17 Mei 2007 apabila proses daur ulang sampah impor ternyata mengakibatkan banyak masalah terhadap lingkungan dan berdampak pada manusia dan hewan. Sampah yang tidak laku dibakar dan selanjutnya melepas banyak gas beracun dan gas rumah kaca dan Hal inilah yang ia tidak terima dikarenakan menurutnya sangat tidak adil.
Ia pun menceritakan apabila dirinya pernah memberikan surat kepada Donald Trump sampai Angela merkel yaitu pada tahun 2019 terkait permasalahan tersebut malahan diketahui gadis yang sedang duduk di bangku kelas 5 SD ini sempat mengirimkan surat kepada Bupati Gresik terkait adanya kerusakan lingkungan yang terjadi di dekat rumah tinggalnya.
Selanjutnya ia mengaku pernah mengadakan aksi demo di depan gedung konsulat Amerika bersama beberapa rekannya dari tim ecoton ya itu salah satu organisasi yang bergerak di bidang hukum lingkungan malahan muncul film dokumenter berjudul Girls for Future dalam berbahasa Jerman dimana dalam film dokumenter tersebut menceritakan sosok Nina yang berjuang untuk lingkungan.
