SMARTLAPAK.COM – Dugaan KPU Manipulasi Proses Pemilu Dianggap Kejahatan Oleh Mantan Komisioner Seperti diketahui belakangan ini Komisi Pemilihan Umum diduga oleh sebagian orang sudah melakukan manipulasi proses pemilihan umum dan hal tersebut menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat malahan Belum lama ini mantan komisioner KPU yaitu Hadar Nafis Gumay langsung bersuara di mana Dirinya menegaskan apabila manipulasi pemilu yang diduga dilakukan oleh pihak KPU adalah sebuah kejahatan.
Dugaan KPU manipulasi proses pemilu ternyata sampai saat ini terus menimbulkan pro dan kontra walaupun sebelumnya pihak Bawaslu sudah memberikan klarifikasi apabila tidak ada bukti sama sekali terkait Tudingan sejumlah orang tersebut. Akan tetapi jika memang hal tersebut benar menurut mantan Komisioner Komisi Pemilihan Umum yaitu Hadar Nafis Gumay, maka KPU sudah melakukan kejahatan.
Dugaan KPU Manipulasi Proses Pemilu Dianggap Kejahatan Oleh Mantan Komisioner
Menurut Hadar kejahatan yang dimaksud yaitu para komisioner KPU yang ada di daerah ditekan untuk mengubah hasil verifikasi faktual partai politik calon peserta pemilu 2024 dan hal ini sangatlah tidak etis dan tidak benar.
“Harus ada tanggal yang sama yaitu hari penetapan berita acara pertama padahal berita acara tersebut dibuat hari kemudian selanjutnya tanggal diganti dan menurut saya maaf ya ya itu adalah kejahatan,” tegas hadar dalam acara political show CNN Indonesia.
Menurut mantan komisioner KPU apabila tekanan untuk melakukan manipulasi nantinya akan membuat sikap komisioner di daerah terpecah-belah ada komisioner yang manual dan ikut saja dan dipastikan ada juga yang menolak melakukan kecurangan.
Selanjutnya menurut Hadar apabila manipulasi bisa berdampak buruk pada berbagai aspek salah satunya yaitu aspek demokrasi yang pastinya akan tercoreng dikarenakan kekurangan yang dilakukan.
Malahan menurut Hadar apabila memang benar kPU melakukan manipulasi proses pemilu maka pemilu yang akan datang bisa memperoleh pimpinan nasional wakil Rakyat dan lain sebagainya yang nantinya tidak dipercayai oleh masyarakat dan masyarakat tidak lagi percaya pada pemilu dan hal ini bisa sangat fatal dikarenakan pemerintahan terpilih akan mudah digoyang dan diprotes.
Selanjutnya menurut idham Holik selaku komisioner KPU langsung melakukan sanggahan atas tuduhan adanya dugaan manipulasi pemilu dan menurutnya apabila Komisi Pemilihan Umum sampai saat ini membuka seluruh proses pelaksanaan tahapan Pemilu dengan baik.
Idham Holik menjelaskan apabila proses rekapitulasi dilakukan secara terbuka selanjutnya dihadiri banyak pihak seperti Bawaslu sampai dihadiri juga oleh pihak jurnalis dan KPU menerima berita acara yang telah selesai dan disaat kemarin ketika rapat rekapitulasi nasional dipastikan berjalan lancar dan tidak ada masalah apapun.
Di tempat lain totok Hariyono selaku anggota Bawaslu menjelaskan apabila pihaknya sampai saat ini tidak menemukan pelanggaran apapun tentang intimidasi dan manipulasi pemilu dan selanjutnya Bawaslu mengklaim sudah melakukan investigasi kepada seluruh jajaran kPU di daerah dan pusat.
Selanjutnya Totok mendorong kepada siapapun yang menemukan pelanggaran tersebut untuk secepatnya melapor kepada pihak Bawaslu dimana Bawaslu akan sangat berterima kasih jika ada pihak yang membantu apalagi menemukan bukti yang kuat jika KPU sudah melakukan hal tersebut.
Di lain tempat menurut kurnia Ramadhana selaku peneliti Indonesia corruption watch dirinya malah mempertanyakan tentang respon pasif pihak Bawaslu dan ia mengaku sangat heran kepada pihak Bawaslu yang masih terus menunggu walaupun sejumlah laporan dari media massa dan juga dari LSM sudah disampaikan beberapa waktu terakhir.
