SMARTLAPAK.COM – Disindir PDIP Terkait Sistem Pemilu, Partai Demokrat Langsung Melawan Tidak menerima atas sindiran yang diungkapkan oleh partai PDI Perjuangan, belum lama ini Irwan Fecho yang menjabat sebagai wasekjen partai Demokrat langsung memberikan perlawanan dengan membalas sentilan dari PDIP tentang masalah gugatan sistem pemilu yang saat ini tengah menjadi perdebatan para politikus di Indonesia.
Irwan Fecho menegaskan apabila partai PDIP seharusnya sadar apabila gugatan sistem pemilu yang diajukan akan membuat kejadian di saat zaman Orde Baru atau orba akan kembali terjadi lagi dan hal ini pastinya sangat berbahaya dan tidak etis.
“Sistem pemilu tertutup kan itu warisan Orde Baru, apakah hasto ingin kembali ke sistem orba?,” kata Irwan Fecho
Irwan Fecho menegaskan apabila rakyat berhak memilih langsung wakilnya sesuai yang mereka harapkan untuk pemilihan secara langsung dan upgrade dapat menagih langsung ke Wakil Rakyat yang mereka pilih jika dibandingkan wakil mereka yang dipilih oleh elit partai politik.
Selanjutnya menurut Irwan, dirinya menduga ada upaya dari partai PDIP untuk mengajukan gugatan sistem pemilu ke mahkamah konstitusi atau MK berhubungan dengan insiden Harun nasiku.
Malahan, Irwan Fecho menduga dan curiga apabila hasto ingin mendorong proporsional tertutup dikarenakan dirinya sangat trauma dengan kasus Harun nasiku dirinya tidak bisa membedakan mana keinginan rakyat dan keinginan elit politik.
“Saya malah curiga kepada hasto yang ngebet sekali dorong proporsional tertutup dikarenakan dirinya sangat trauma dengan kasus yang terjadi pada Harun masihku dirinya nggak bisa bedakan mana keinginan rakyat dan mana keinginan elit. Sudah sangat jelas Pesan Pak SBY makanya tanya dulu kehendak rakyat!,” tegas Irwan Fecho
Dirinya menilai apabila hasto Christianto semestinya memberikan penjelasan tentang alasan pihaknya ingin memakai sistem pemilu diubah menjadi tertutup dari terbuka dan hal ini yang ditanyakan oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan harusnya dijawab oleh hasto Christianto dan bukan malahan membandingkan perubahan sistem pemilu di 2008.
“Untuk perubahan sistem pemilu di 2008 menjadi proporsional terbuka kan itu murni kehendak rakyat pekerjaan rumah pasar reformasi yang memang belum diselesaikan oleh pemimpin pemerintahan sebelumnya,” kata Irwan Fecho
Apabila saling Sindir antara partai PDIP dan Partai Demokrat berawal dari unggahan SBY di media sosial di mana Di dalam unggahan SBY membahas tentang sistem pergantian pemilu yang digugat oleh partai PDIP di mana dalam tulisan sBY mengatakan asumsi apabila MK akan memutuskan sistem proporsional tertentu yang harusnya dianut dalam pemilu 2024 yang sedang berjalan saat ini.
Menurut SBY sistem pemilu Indonesia dapat disempurnakan karena dirinya juga melihat sejumlah elemen yang perlu ditata lebih baik lagi akan tetapi Janganlah upaya penyempurnaan hanya bergerak dari terbuka menjadi tertutup Semata.
Selanjutnya SBY meminta kepada PDIP untuk lebih mengutamakan rakyat dibandingkan urusan pribadi dikarenakan rakyat perlu diajak berbicara dan harus terbuka dan mau mendengarkan pandangan pihak yang lain terutamanya rakyat Indonesia.
Melihat postingan SBY partai PDIP melalui Hardtop Kristianto langsung tidak terima dan selanjutnya Sekjen PDIP meminta SBY untuk mengingat kembali apa yang dilakukan oleh Demokrat di tahun 2008 di mana menurutnya pada bulan Desember 2008 di masa pemerintahan SBY justru beberapa karena Demokrat melakukan perubahan sistem proporsional tertutup menjadi terbuka dengan mekanisme Yudisial review.
“Apakah SB lupa di bulan Desember tahun 2008, dalam masa pemerintahan beliau justru beberapa karya Demokrat melakukan perubahan pada sistem profesional tertentu menjadi terbuka dengan mekanisme Yudisial review. Selanjutnya hanya beberapa bulan yaitu sekitar 4 bulan menjelang pemilu yang harusnya tidak boleh ada perubahan. Partai Demokrat mengalami kenaikan 300% dan bisa dibayangkan dengan PDI Perjuangan yang saat itu berkuasa kenaikannya hanya 1,5,” pungkas hasto Kristianto